Ukuran kasih Allah adalah Kristus, Anak Allah, satu-satunya, yang DIA kurbankan bagi saya yang hanyalah debu tanah
Hukum Allah, kekal, kasih, karakterNYA, kudus, adil, baik, ekspresi pikiran dan kehendakNYA ?
Mengubah hukum Allah = menyangkal Allah ?
Saya siap menerima sang Penghibur; saya membuka pintu hati dan mengundang Juruselamat masuk ?
Semoga roh Kristus, kasih Allah, menghibur hati saya, mengusir kegelapan, menyingkirkan kekuatan tipu musuh, masuk ke dalam jiwa saya, agar saya dapat duduk bersama di tempat-tempat surgawi bersama Kristus Yesus ?
Kasih adalah atribut surgawi. Hati saya tidak dapat menghasilkannya. Tumbuhan surgawi ini hanya tumbuh di tempat Kristus berkuasa dalam hidup saya ? sudahkah Kristus Terutama & Pertama dalam hidup saya sekarang, jika belum maka sesungguhnya saya belum punya kasih yang ori ?
Hukum Allah, pada hakikatnya, tidak berubah. Itu adalah wahyu dari kehendak dan karakter Pengarangnya.
Allah adalah kasih, dan hukum-Nya adalah kasih.
Dua prinsip besarnya adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada manusia.
“Kasih adalah pemenuhan hukum.” Roma 13:10.
Karakter Allah adalah kebenaran; begitulah sifat hukum-Nya.
Pemazmur berkata: "Hukum-Mu adalah kebenaran:" "semua perintah-Mu adalah kebenaran." Mazmur 119: 142, 172.
Dan rasul Paulus menyatakan: "Hukum itu kudus, dan perintah itu kudus, dan adil, dan baik." Roma 7:12.
Hukum seperti itu, yang merupakan ekspresi pikiran dan kehendak Allah, adalah sama dengan Pengarangnya.
Ketika manusia, tertipu oleh Setan, tidak menaati hukum ilahi, Allah tidak dapat, untuk menyelamatkan ras yang hilang, mengubah hukum itu.
Allah adalah kasih; hukumNya adalah ekspresi dari karakter-Nya.
Mengubah hukum-Nya berarti menyangkal diri-Nya;
itu akan menggulingkan prinsip-prinsip yang mengikat kesejahteraan seluruh alam semesta.
Tetapi untuk menyelamatkan orang berdosa, Sang Pencipta mengorbankan diri-Nya. Bapa menderita dalam AnakNya.
Ukuran kasih Allah adalah Kristus.
Pengorbanan Juruselamat bukanlah untuk menciptakan kasih yang sebelumnya tidak ada di dalam Allah; itu hanyalah ekspresi kasih yang tidak dihargai atau dipahami.
O Juruselamatku, Engkau yang telah menunjukkan belas kasihan kepada kami semua, sekali lagi kami memohon kepada-Mu untuk memberikan kepada kami sebagian besar dari belas kasihan-Mu, kegenapan-Mu, kasih sayang-Mu, cinta-Mu yang abadi.
Datanglah, Tuhan Yesus, dan jadikanlah kami bagian dari kodrat ilahi-Mu, agar kami dapat mengatasi kerusakan yang ada di dunia melalui nafsu.
Oh, semoga Roh Kristus, kasih Allah, menghibur setiap hati pagi ini!
Usir kegelapan, singkirkan kekuatan tipu musuhnya, dan biarkan suara-Mu dan Roh-Mu serta kasih-Mu masuk ke dalam jiwa kami, agar kami dapat duduk bersama di tempat-tempat surgawi bersama Kristus Yesus; dan nama-Mu akan memiliki segala kemuliaan. Amin. {GCB 2 April 1903, Art. C, par. 11}
Kasih adalah atribut surgawi. Hati yang alami tidak dapat menghasilkannya. Tumbuhan surgawi ini hanya tumbuh di tempat Kristus berkuasa.
Kami siap menerima sang Penghibur; kami membuka pintu hati dan mengundang Juruselamat masuk.
Tulisan aslinya :
The law of God, from its very nature, is unchangeable. It is a revelation of the will and the character of its Author. God is love, and His law is love. Its two great principles are love to God and love to man. “Love is the fulfilling of the law.” Romans 13:10. The character of God is righteousness and truth; such is the nature of His law. Says the psalmist: “Thy law is the truth:” “all Thy commandments are righteousness.” Psalm 119:142, 172. And the apostle Paul declares: “The law is holy, and the commandment holy, and just, and good.” Romans 7:12. Such a law, being an expression of the mind and will of God, must be as enduring as its Author. {GC 467.1}
When man, beguiled by Satan, disobeyed the divine law, God could not, even to save a lost race, change that law. God is love; His law is an expression of His character. To change His law would be to deny Himself; it would overthrow those principles with which are bound up the well-being of the entire universe. But in order to save the sinner, the Creator sacrificed Himself. The Father suffered in His Son. The measure of God’s love is Christ. The Saviour’s sacrifice was not to create in God a love that had not before existed; it was but the expression of a love which had not been appreciated or understood. {Ms41-1892.23}
O my Saviour, Thou who hast shown compassion to us all, again we ask Thee to grant unto us a rich portion of Thy mercy, Thy fulness, Thy compassion, Thy everlasting love. Come, Lord Jesus, and make us partakers of Thy divine nature, that we may overcome the corruption that is in the world through lust. Oh, may the Spirit of Christ, the love of God, comfort every heart this morning! Banish darkness, turn away the deceptive powers of the enemy, and let Thy voice and Thy Spirit and Thy love come into our souls, that we may sit together in heavenly places with Christ Jesus; and Thy name shall have all the glory. Amen. {GCB April 2, 1903, Art. C, par. 11}
Love is a heavenly attribute. The natural heart cannot originate it. This heavenly plant only flourishes where Christ reigns supreme. {YI January 13, 1898, par. 9}
We are ready to receive the Comforter; we open the door of the heart, and invite the Saviour in. {GCB April 2, 1903, Art. C, par. 7}
Comments
Post a Comment