Guru-guru palsu pada awalnya tahu jalan kebenaran tapi akhirnya karena banyak kepentingannya yg tdk terakomodasi dgn kebenaran akan memilih meninggalkan kebenaran dan tetap ada di gereja namun bermetamorfosa menjadi guru palsu ?
Terjemahan bebas roh nubuat :
Sambil mengagungkan "kata pasti nubuat" sebagai panduan yang aman di saat-saat bahaya, rasul dengan sungguh-sungguh memperingatkan gereja terhadap obor nubuat palsu, yang akan diangkat oleh "guru-guru palsu," yang secara diam-diam akan membawa "ajaran sesat yang terkutuk, bahkan menyangkal Tuhan ”(2 Petrus 2: 1).
Guru-guru palsu ini, muncul di gereja dan dipandang benar oleh banyak saudara2 seiman, rasul mengibaratkannya dengan “sumur tanpa air, awan yang terbawa badai; kepada siapa kabut kegelapan disimpan selamanya. "
“Akhir yang terakhir lebih buruk bagi mereka,” dia menyatakan, “daripada yang awal.
Karena adalah lebih baik bagi mereka untuk tidak mengetahui jalan kebenaran, daripada setelah mereka mengetahuinya, berpaling dari perintah suci yang disampaikan kepada mereka. ” ... {RC 221.4}
Tulisan aslinya :
While exalting the “sure word of prophecy” as a safe guide in times of peril, the apostle solemnly warned the church against the torch of false prophecy, which would be uplifted by “false teachers,” who would privily bring in “damnable heresies, even denying the Lord” (2 Peter 2:1). These false teachers, arising in the church and accounted true by many of their brethren in the faith, the apostle compared to “wells without water, clouds that are carried with a tempest; to whom the mist of darkness is reserved for ever.” “The latter end is worse with them,” he declared, “than the beginning. For it had been better for them not to have known the way of righteousness, than, after they have known it, to turn from the holy commandment delivered unto them.” ... {RC 221.4}
Comments
Post a Comment