Yudas memiliki kesempatan berharga yang sama seperti halnya Yohanes untuk belajar dan meniru Sang Pola.
Dia mendengarkan pelajaran Kristus dan karakternya mungkin telah ditransformasi oleh rahmat ilahi.
Tetapi, sementara Yohanes dengan sungguh-sungguh berperang melawan kesalahannya sendiri dan berusaha untuk berasimilasi dengan Kristus,
Yudas melanggar hati nuraninya, menyerah pada pencobaan, dan mengunci dirinya sendiri pada kebiasaan-kebiasaan yg tidak jujur yang akan mentransformasikan dirinya menjadi citra Setan.
Kedua murid ini mewakili dunia Kristen.
Semua mengaku sebagai pengikut Kristus; tetapi sementara satu kelompok berjalan dalam kerendahan hati dan kelemahlembutan, belajar tentang Yesus,
kelompok yang lain menunjukkan bahwa mereka bukan pelaku firman, tetapi hanya pendengar.
Satu kelompok dikuduskan melalui kebenaran;
yang lain tidak tahu apa-apa tentang kekuatan transformasi rahmat ilahi.
Yang pertama mati setiap hari untuk diri sendiri, dan mengatasi dosa.
Yang lain memanjakan nafsu mereka sendiri, dan menjadi hamba Setan.
Tulisan aslinya :
Judas had the same precious opportunities as had John to study and to imitate the Pattern. He listened to the lessons of Christ, and his character might have been transformed by divine grace. But while John was earnestly warring against his own faults and seeking to assimilate to Christ, Judas was violating his conscience, yielding to temptation, and fastening upon himself habits of dishonesty that would transform him into the image of Satan. {SL 59.3}
These two disciples represent the Christian world. All profess to be Christ’s followers; but while one class walk in humility and meekness, learning of Jesus, the other show that they are not doers of the word, but hearers only. One class are sanctified through the truth; the other know nothing of the transforming power of divine grace. The former are daily dying to self, and are overcoming sin. The latter are indulging their own lusts, and becoming the servants of Satan. {SL 60.1}

Comments
Post a Comment